BlogEducationMengenal As Built Model dalam BIM: Konsep dan Manfaatnya

Mengenal As Built Model dalam BIM: Konsep dan Manfaatnya

Pengertian As Built Model dalam BIM

As Built Model adalah representasi digital dari bangunan yang telah selesai dibangun, yang mencerminkan semua detail dan perubahan selama proses konstruksi.

Model ini berbeda dari desain awal karena menggambarkan kondisi aktual bangunan setelah konstruksi, bukan hanya rencana desain. Perubahan dari rencana awal bisa terjadi karena berbagai faktor seperti keterbatasan anggaran, masalah teknis, atau permintaan klien.

As Built Model dibuat dengan menggunakan teknologi Building Information Modeling (BIM). Teknologi ini memungkinkan pemodelan digital yang akurat dan integrasi data konstruksi yang lengkap tentang geometri bangunan, spesifikasi material, informasi lokasi, dan lainnya.

Dengan demikian, As Built Model menyediakan representasi digital yang komprehensif dari bangunan yang telah selesai dibangun, mencakup semua perubahan dan detail aktual. Model ini digunakan sebagai dokumentasi akhir proyek konstruksi.

Proses Pembuatan As Built Model

Proses pembuatan As Built Model dimulai dengan melakukan survey kondisi aktual bangunan pasca-konstruksi. Survey ini bisa dilakukan dengan metode scanning laser, fotogrametri, atau manual. Data hasil survey kemudian diolah dan diinput ke dalam model BIM yang sudah ada sebelumnya.

Model BIM tersebut kemudian diperbarui sesuai dengan kondisi terkini yang didapat dari hasil survey. Perubahan-perubahan signifikan seperti dimensi, material, dan spesifikasi komponen akan dimasukkan ke dalam model. Seluruh informasi dan data dalam model juga divalidasi ulang berdasarkan dokumentasi proyek seperti gambar kerja (shop drawings), foto konstruksi, dan lainnya.

Dengan demikian, didapat model BIM yang telah diperbarui dan merepresentasikan kondisi bangunan sesungguhnya. Model ini kemudian disimpan sebagai as built model yang akurat dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan pasca-konstruksi.

Baca juga: Memahami BIM Execution Plan dalam Manajemen Proyek Konstruksi

Keakuratan Data As Built Model

As Built Model harus merepresentasikan kondisi sebenarnya dari bangunan setelah konstruksi selesai, bukan hanya berdasarkan desain awal. Model ini mencerminkan semua perubahan, modifikasi, dan penyimpangan yang terjadi selama proses konstruksi di lapangan.

Keakuratan data sangat penting agar model dapat digunakan sebagai referensi yang dapat diandalkan untuk keperluan operasional dan perawatan bangunan. As Built Model yang tidak akurat dapat menyebabkan kesalahan perhitungan dan analisis, yang pada akhirnya dapat berdampak pada biaya dan keselamatan.

Oleh karena itu, pembuatan As Built Model memerlukan survei dan pengukuran yang cermat di lapangan, untuk memastikan semua detail telah terdokumentasi dengan tepat. Teknologi laser scanning dan fotogrametri dapat membantu meningkatkan akurasi data model. Dengan demikian, As Built Model benar-benar merepresentasikan kondisi bangunan yang sebenarnya, bukan hanya berdasarkan gambar desain.

Manfaat untuk Perawatan dan Operasional

As Built Model memberikan manfaat signifikan untuk perawatan dan operasional bangunan dengan menyediakan informasi rinci tentang setiap komponen bangunan. Model ini memudahkan perencanaan perawatan preventif dan prediktif karena menyediakan data akurat tentang spesifikasi dan kondisi sistem bangunan.

Dengan informasi rinci pada As Built Model, tim perawatan dapat dengan mudah mengidentifikasi masalah potensial dan merencanakan perbaikan atau penggantian komponen sebelum terjadi kerusakan. Ini membantu mengurangi downtime dan gangguan operasional akibat kerusakan sistem yang tidak terduga.

Selain itu, As Built Model juga memudahkan manajemen aset dengan visualisasi yang jelas tentang seluruh sistem bangunan. Tim operasional dapat dengan cepat menemukan dan mengakses informasi tentang setiap aset bangunan untuk penjadwalan perawatan yang optimal.

Secara keseluruhan, As Built Model meningkatkan efisiensi perawatan dan operasional fasilitas dengan data akurat yang memungkinkan perencanaan perawatan preventif, minimasi downtime, dan pengelolaan aset yang efektif.

Manfaat untuk Renovasi

Salah satu manfaat terbesar dari As Built Model adalah untuk mendukung perencanaan renovasi atau retrofit pada bangunan yang sudah ada. Model ini memberikan gambaran kondisi eksisting bangunan secara akurat, sehingga perencana dapat memahami dengan pasti situasi di lapangan.

Dengan memanfaatkan data As Built Model, para perencana dapat mengidentifikasi masalah atau hambatan yang mungkin ditemui selama renovasi. Model 3D memudahkan visualisasi kondisi yang ada, seperti saluran utilitas yang tertutup dan komponen struktural yang tersembunyi. Informasi ini sangat penting untuk menghindari kesalahan desain atau perencanaan yang tidak akurat.

Selain itu, As Built Model memungkinkan simulasi berbagai skenario modifikasi atau renovasi secara digital. Dengan demikian, berbagai alternatif desain dapat dievaluasi untuk mendapatkan solusi terbaik sebelum pelaksanaan di lapangan. Akurasi data dalam model BIM sangat membantu proses perencanaan renovasi yang efektif dan efisien.

Manfaat untuk Manajemen Fasilitas

As Built Model sangat bermanfaat bagi manajemen fasilitas dalam beberapa hal:

  • Pencatatan perubahan aset – Model ini merekam semua perubahan yang terjadi selama konstruksi, seperti pergeseran lokasi dinding atau pintu. Manajer fasilitas dapat melihat kondisi bangunan yang sebenarnya, bukan hanya rencana awal.
  • Optimalisasi penggunaan ruang – Dengan melihat tata letak yang akurat, manajer fasilitas bisa mengoptimalkan penggunaan ruang untuk berbagai keperluan. Misalnya, menambah meja di ruang kerja.
  • Analisis kinerja bangunan – Model memungkinkan simulasi untuk menganalisis aspek seperti sirkulasi udara, pencahayaan, atau konsumsi energi. Hasilnya digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan.

Dengan demikian, As Built Model sangat penting bagi manajemen fasilitas dalam merencanakan perawatan, renovasi, dan optimalisasi penggunaan bangunan. Model ini menyediakan informasi detail dan akurat tentang kondisi sebenarnya dari aset.

Baca juga: Virtual Design Construction pada BIM

Manfaat untuk Keberlanjutan

As Built Model dalam BIM memberikan manfaat signifikan untuk mendukung keberlanjutan dan efisiensi energi bangunan. Model ini memungkinkan analisis performa energi bangunan secara menyeluruh berdasarkan data kondisi aktual bangunan.

Dengan memodelkan secara detail sistem bangunan seperti envelope, pencahayaan, HVAC, dan lainnya, model dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang memiliki potensi untuk efisiensi energi. Misalnya, dengan menganalisis thermal load space dan kinerja sistem HVAC, insight bisa didapatkan untuk mengoptimalkan penggunaan energi.

Selain itu, As Built Model juga sangat bermanfaat dalam mendukung proses sertifikasi bangunan hijau seperti LEED dan Greenship. Data akurat dalam model dapat dimanfaatkan untuk memenuhi persyaratan dan kredit keberlanjutan dalam proses sertifikasi.

Dengan demikian, pemanfaatan As Built Model secara efektif dapat meningkatkan kinerja keberlanjutan bangunan secara signifikan. Model ini membantu untuk merancang strategi hemat energi, mengurangi emisi karbon, dan menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan.

Manfaat untuk Keselamatan

As Built Model menyediakan informasi penting untuk meningkatkan keselamatan bangunan dan penghuninya. Beberapa manfaat utama adalah:

  • Informasi sistem proteksi kebakaran yang akurat dan terperinci. Model dapat digunakan untuk memastikan sistem pemadam api, deteksi asap, dan sprinkler berfungsi sesuai desain awal. Hal ini sangat penting untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
  • Analisis risiko bencana yang komprehensif. Dengan data akurat dari model, tim keselamatan dapat mengidentifikasi titik lemah struktur bangunan dan merencanakan langkah mitigasi bencana.
  • Perencanaan evakuasi darurat yang efektif. Model memungkinkan simulasi jalur evakuasi berdasarkan kondisi sebenarnya di lapangan. Hal ini memastikan evakuasi aman dan efisien saat terjadi keadaan darurat.

Dengan demikian, As Built Model berperan vital dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan merespons situasi darurat dengan cepat dan tepat. Keselamatan penghuni bangunan menjadi prioritas utama.

Manfaat untuk Dekomisioning

As Built Model sangat berguna dalam perencanaan dan pelaksanaan dekomisioning suatu fasilitas. Model tersebut memungkinkan inventarisasi lengkap bahan-bahan berbahaya seperti asbestos dan lead paint, sehingga dapat direncanakan penanganan yang aman.

Selain itu, dengan informasi detail dari As Built Model, proses pembongkaran sistematis dapat direncanakan secara efisien untuk meminimalkan risiko dan biaya. Urutan pembongkaran, peralatan yang dibutuhkan, dan dampaknya pada area sekitar dapat diperkirakan dengan akurat.

As Built Model juga memudahkan daur ulang material dengan menyediakan data tentang jenis, ukuran, dan lokasi komponen yang dapat didaur ulang. Material dapat dipisahkan dan dikelola dengan tepat sesuai rencana.

Dengan demikian, pemanfaatan As Built Model dapat memaksimalkan keselamatan, efisiensi, dan keberlanjutan proses dekomisioning fasilitas.

Baca juga: Pengertian Kontrak Design dan Build dalam Proyek Konstruksi

Tantangan dan Batasan As Built Model

As Built Model memiliki beberapa tantangan dan batasan yang perlu diperhatikan:

  • Biaya survey dan pemodelan: Pembuatan As Built Model memerlukan survei mendetail di lapangan dan pemodelan ulang, yang membutuhkan waktu dan biaya tambahan. Biaya ini perlu diperhitungkan dalam anggaran proyek.
  • Kesulitan akses area tertentu: Terkadang ada area tertentu yang sulit diakses untuk survei, seperti plumbing dan kabel yang tertutup dinding. Ini dapat menyebabkan ketidakakuratan data pada model. Solusinya bisa dengan menggunakan alat scanning 3D.
  • Dibutuhkan keahlian BIM: Pembuatan As Built Model membutuhkan keahlian BIM yang mumpuni. Jika tidak, akan sulit mendapatkan model yang akurat. Perlu ada pelatihan dan sertifikasi BIM untuk personel proyek.

Dengan memahami tantangan ini, proyek dapat mengantisipasi dan mengatasinya sejak awal untuk mendapatkan As Built Model yang optimal. Perencanaan dan komunikasi yang baik antar tim juga diperlukan.

Kesimpulan

As Built Model dalam BIM memainkan peran krusial dalam siklus hidup bangunan, mulai dari konstruksi hingga operasional. Dengan menyediakan gambaran akurat dan terperinci tentang bangunan, model ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam perawatan dan renovasi, tetapi juga mendukung upaya keberlanjutan dan penghematan energi.

Referensi:

As built modeling challenges that 3D scan to revit can resolve (2023) Medium. Available at: https://rightservekochi.medium.com/as-built-modeling-challenges-that-3d-scan-to-revit-can-resolve-33c6bfdc8ee2 (Accessed: 18 April 2024).

Bhatla, A. et al. (2012) ‘Evaluation of accuracy of AS-built 3D modeling from photos taken by handheld digital cameras’, Automation in Construction, 28, pp. 116–127. doi:10.1016/j.autcon.2012.06.003.



Get the best BIM solution for your business now!

Unleash the potential of precision engineering and futuristic design for your construction projects with GeoBIM Indonesia. Embrace the innovation that brings your blueprints to life with unparalleled accuracy and efficiency.

PT GeoBIM Indonesia merupakan perusahaan berbadan hukum yang bergerak dibidang jasa konsultasi BIM dan telah menjalankan usaha sejak tahun 2022.

© 2024 · GeoBIM Indonesia · Jasa Konsultasi BIM Terbaik